Setelah sekian bulan tidak menulis diblog ini. Sekarang saya kembali dengan topik bahasan yang masih jarang dibicarakan oleh teman-teman kalangan pemerhati sejarah kereta api.
Pernah tercatat dalam dokumentasi dari Tropen Museum Belanda dan peta topografi era Kolonial di leiden maps, jalur kereta api pendek di Kepulauan Simeulue , Aceh. Tepatnya di kota Sinabang, Kepulauan Simeulue, Prov Aceh.
(Dalam lingkaran merah, Tanda jalur kereta api di Kepulauan Simeulue, Aceh)
Sumber: http://maps.library.leiden.edu / topographic maps 1913.
Kepulauan Simeulue yang terpisah dari daratan utama pulau sumatra, tepatnya di samudra Hindia ternyata pernah memiliki jaringan jalur kereta api untuk kebutuhan angkutan kayu gelondongan dari pedalaman hutan Simeulue menuju ke pelabuhan yang jaranya kurang lebih 30-35km. Ukuran rel yang dipergunakan untuk keperluan angkutan kayu ini menggunakan lebar rel berukuran 1435mm (Standart Gauge). Tercatat dalam sejarah ukuran rel serupa dipergunakan oleh perusahan NISM di pulau Jawa. Lokomotif yang diperguakan pun juga unik. Ada 3 Lokomotif yang sempat tercatat beroperasi di jalur angkutan kayu ini. Lokomotif-lokomotif tersebut adalah lokomotif 0-4-0T (Jerman) Climax type A, dan Climax type B (USA). Gerbong yang diperguankan untuk mengakut gelondongan kayu juga sudah didesain khusus dan memiliki bentuk yang sama persis seperti yang diperguanakan oleh perusahaan logging kayu di Amerika Serikat.
(Lokomotif 0-4-0T (pabrikan jerman) sedang melangsir gerbong bermuatan gelondongan kayu di pelabuhan Sinabang, Simeulue, Aceh.)
(Lokomotif Climax type C (pabrikan Amerika Serikat) yang sedang melangsir gerbong kosong di pelabuhan Sinabang, Simeulue, Aceh.)
Lokomotif-lokomotif yang dipergunakan di pulau Simeulue memiliki kriteria khusus, seperti Lokomotif Climax yang memang didesain untuk angkutan kayu gelondongan dan logging. Selain itu kelebihan lokomotif ini memiliki tekanan beban gandar yang ringan sehingga cocok dipergunakan untuk industri ini. Kelebihan lokomotif model ini dapat melewati jalur rel yang tergolong tidak rata track bednya dan jelek kualitasnya.
Dengan ini sendiri sudah tercatat ada 3 unit lokomotif Climax yang pernah beroperasi di Hinda Belanda (Indonesia). 2 Climax type A. 1 berada di perhutani cepu (Tjabak) dengan ukuran lebar rel 1067mm dan 1 lagi berada di Simeulue Aceh dengan ukuran lebar rel 1435mm. Sedangkan Climax type B juga beroperasi di Simeulue Aceh dengan ukuran lebar rel 1435mm.
1 Lokomotif uap lain yang masih misterius adalah lokomotif uap dengan model roda 0-4-0T (pabrikan jerman) saya pribadi menduga lokomotif ini merupakan produk dari pabrikan Orenstein & Koppel (O&K) yang di identifikasi dari bentuk lokomotifnya.
Sungguh disayangkan, minimnya dokumentasi dan data-data penunjang akan sejarah dan cerita mengenai jalur kereta api di Kepulauan Simeulue sangat minim. Diperkirakan jalur pengakut kayu ini di tutup pada tahun 1920an ketika krisis ekonomi melanda dunia. Sisa-sisa peninggalannya pun tak berbekas. Track bed, rel, maupun infrastruktur belum pernah terdokumentasikan setelah Indonesia merdeka. Nasip dari lokomotif-lokomotifnya sendiri kurang jelas, apakah dibesituakan di Simeulue atau dibawa keluar pulau untuk dipergunakan di tempat lain.
Theo says:
Mungkin bisa di telususi lalu bertanya kepada orang sekitar sana yang masa kecil,muda,dewasa nya pernah lihat rel tersebut(itupun jika ada) dan minta tolong dia untuk menunjukan dan menelusuri bekas rel tsb.jika tidak ada saksi hidup dari jlur rel tsb maka wasallam,biarkan jadi misteri ilahi😆😆😆