(Foto: Salah satu sampul brosur Hanomag terbitan 1920an)
Euforia dari jalannya lokomotif D1410 membuat saya meluangkan malam minggu kali ini untuk menulis soal pabrik lokomotif Hanomag.
Hanomag (Hannoversche Maschinenbau AG) atau juga dikenal sebagai “Hanomag Hannover” berada di kota Hannover Jerman dan terkenal sebagai salah satu pabrik lokomotif, industri, alat berat, dan militer.
Berdiri resmi menjadi Hanomag pada tahun 1871, Sebelumnya pada 1835 saat Georg Egestorff (bisa dibilang asal muasal Hanomag) mendirikan sebuah perusahaan dengan nama Eisen-Giesserey und Maschinenfabrik Georg Egestorff di Linden di dekat kota Hanover. Barulah pada 1871 pabrik ini resmi mengganti namanya menjadi Hannoversche Maschinenbau Actien-Gesellschaft vorm. Georg Egestorff, Linden vor Hannover. (lebih enak disebut Hanomag – Hannover)
Pabrik Hanomag ini pada 1989 dibeli oleh Komatsu sedangkan pabrik utamanya di Hanover-Jerman sudah tutup duluan pada 1984. Jadi yang kemudian dibeli oleh Komatsu adalah pabrik-pabrik Hanomag yang lain selain di Hannover.
Kembali ke sejarah lokomotif, sebelum pabrik Hanomag ini mengirimkan cukup banyak lokomotif ke Hindia Belanda (sebut Indonesia) terlebih dulu produk lokomotifnya laris manis di benua Eropa seperti Finlandia, Bulgaria, Rumania. Banyak juga beberapa kerajaan di seputaran Jerman yang juga memborong lokomotif uap dari Hanomag seperti Royal State Bavarian Railways atau biasa disingkat K.BAY.STS.B (Penggemar kereta model biasanya hafal dengan maskapai ini dengan loko-lokonya yang mewah)
Kembali lagi ke Hindia Belanda, Hanomag sendiri banyak mengirimkan lokomotifnya untuk memenuhi beberapa pesanan maskapai kereta api di pulau Jawa dan Sumatera seperti SS, ZSS, SSS, PbSM, DSM, AT, NISM untuk rel 1435mm. Jadi bisa dibilang dulu lokomotif buatan Hanomag cukup populer terutama di armada milik SS.
Hanomag sendiri cukup berbangga dengan salah satu produknya yang dikirim ke Hindia Belanda seperti lokomotif tipe seri F10 / SS800 yang merupakan lokomotif dengan susunan roda 2-12-2T dan model seperti ini tidak banyak diproduksi di dunia dan di khususkan untuk jalur pegunungan walau akhirnya SS kurang puas akibat rodanya yang cepat aus dimakan belokan tajam jalur-jalur pegunungan. Akhirnya F10 sendiri dibuang ke jalur yang relatif minim belokan tajam.
Soal D1410 sendiri yang beberapa waktu lalu keluyuran di lintas utama dari Lempuyangan sampai Purwosari, bisa dibilang karir lokomotif ini memuaskan. Sejak pertama kali di impor oleh SS pada tahun 1921 lokomotif ini masih handal dipergunakan sebagai lokomotif dinas kereta api lokal antara Bogor-Sukabumi hingga menjelang 1980an.
Ketangguhan ini terbukti memang kebanyakan lokomotif buatan Hanomag-Hannover tergolong awet, kuat dan tahan lama. Di Jerman sendiri masih banyak lokomotif Hanomag yang oprasional sebagai lokomotif uap untuk wisata dan atraksi di museum.