Beberapa waktu lalu saya sempat mendapat info dari teman teman lokal Madiun bahwa lokomotif uap terakhir yang dimiliki oleh SF/PG. Rejo Agung Madiun (Ponen II) dipindahkan dari posisinya di taman selamat datang kota Madiun ke samping pabrik gula di jalan Yos Sudarso. Saya cukup kaget juga karena pemindahan ini seperti dilakukan secara tiba-tiba. Usut punya usut ternyata lokasi taman selamat datang kota Madiun akan dirombak dan lokomotif ini dirasa akan dipindahkan ke bagian lain pabrik gula. Tapi saya mendengar kabar burung di Madiun akan dibangun museum kereta api dan mungkin saja lokomotif ini akan dipindah ke museum tersebut.
Dahulu ketika pabrik gula ini dimiliki oleh pengusaha sukses Tionghoa asal Semarang yaitu Oei Tiong Ham dibawah bendera Oei Tiong Ham Concern SF. Rejo Agung merupakan salah satu pabrik gula terbesar dan termodern di kawasan keresidenan Madiun. Bahkan jaringan kereta kebunnya meliputi madiun utara, barat hingga timur sampai dengan berbatasan Madiun-Ngawi. Menurut catatan Rob Dickinson, PG. Rejo Agung sempat mengoperasikan 22-23 Lokomotif uap yang bertahan hingga medio 1970an. Armada lokomotif uapnya sendiri masih aktif oprasional bahkan ketika sudah di nasionalisasi dibawah menejemen PT Perusahaan Perkembangan Ekonomi Nasional (PPEN) Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) pada 12 Oktober 1964.
Lokomotif yang diprasionalkan oleh PG. Rejo Agung berasal dari berbagai pabrik lokomotif dari Eropa dan Amerika seperti: Orenstein & Koppel, Hanomag, Henscel dan Dickinson. Untuk Dickinson sendiri merupakan lokomotif tertua yang mulai dioperasikan sejak awal pabrik gula ini menggunakn jalur kebun. Untuk ukuran rel PG. Rejo Agung menggunkan ukuran rel 700mm dan jalurnya tidak terhubung dengan pabrik gula lain di Kresidenan Madiun dikarenakan berbeda pemilik.
Kembali ke lokomotif Ponen II / Rejo Agung Nomor 23 sebagai satu-satunya lokomotif uap yang tersisa di PG. Rejo Agung. Lokomotif ini merupakan lokomotif tipe Mallet pengerak ganda 0-4-4-0T buatan Orenstein & Koppel Jerman pada tahun 1910 dengan serial pabrik 4494 dan kekuatan sebesar 60Ps. Menurut catalog Orenstein & Koppel lokomotif ini mulai berdinas sejak 1911 dan sebetulnya lokomotif ini bukan penduduk asli Rejo Agung namun pindahan dari SF. Ponen yang berada di Jombang – Jawa Timur. SF Ponen sendiri masih berada dibawah menejemen Oei Tiong Ham Concern yang masih satu induk dengan SF. Rejo Agung. Sebagai lokomotif mallet yang tergolong baik untuk lintasan menanjak Ponen II sering dipergunakan untuk melintasi medan perkebunan Madiun sebelah barat sebelum akhirnya tugasnya digantikan lokomotif diesel dan hanya menjadi lokomotif pelangsir diarea empalsemen PG. Rejo Agung.
Kisah sedih dimulai pada tahun 1970an akhir dimana PG. Rejo Agung melakukan modernisasi di jalur produksi gulanya. Tidak terlepas pula sarana angkutan tebu yang ikut di moderenisasi. Lokomotif uap dipensiunkan dan diganti dengan lokomotif diesel buatan Diema & Schoma Jerman. Semua lokomotif uap langsung purna tugas dan sebanyak 18 unit lokomotif uap yang masih baik kondisinya langsung dibesituakan. Menurut catatan salah satu pensiunan PJKA yang ikut memborong lokomotif tersebut, ketel-ketel lokomotifnya dilepas dan dipergunakan kembali sebagai ketel industri. Bagian lain dari lokomotifnya dijadikan besi bekas / scrap. Nasib baik menghampiri Ponen II dan satu sodaranya yaitu Lawoe no 13. Lokomotif Lawoe dibeli dan di export ke Jerman (kapan kapan saya bahas soal lokomotif No 13 ini). Ponen II selamat dan di jadikan pajangan di taman selamat datang kota Madiun kondisinya pun termasuk masih bagus dan lengkap. Namun saat ini Ponen II masih menunggu nasib, apakah benar akan masuk Museum yang sempat dibicarakan oleh walikota Madiun? Atau malah akan menyusul seperti teman-temannya yang telah tiada dahulu menjadi besi rosokan? Kita tunggu saja.
Sumber Refrensi:
-Laman resmi RNI
-Catalog O&K Berlin
-Industrial Steam Locomotives of Java (Rob Dickinson)
Yukka says:
mas mau nanya, dulu pg Rejoagung juga punya lokomotif Vulcan ya? kok itu difoto yang gambar lokomotif yg mau dirucat disitu dibarisan ke 3 dari belakang ada lokomotif yg bentuknya mirip banget sama buatan Vulcan
Yoga Cokro P. says:
ada 1, dipindah ke SF Candi