Lokomotif uap pertama di Sumatra Barat – SSS

Leave Comment

Bermula pada tahun 1887 ketika parlemen Belanda memberikan izin untuk membangun jalur kereta api di Sumatra Barat sebagai sarana pengangkutan batubara dari Sawahloento (Sawahlunto) menuju ke Emmahaven (sekarang Teluk Bayur). SS /Staatsspoorwegen sebagai maskapai kereta api milik pemerintah kolonial Belanda kemudian ditugaskan untuk membangun jalur kereta api di Sumatra Barat. Jalur ini kemudian dibangun dalam beberapa sekmen konstruksi.
Pertama dimulai pada 6 Juli 1889 dan selesai pada tahun 1891 antara Padang dan Padang Panjang. Kemudian dilanjutkan dari Padang Panjang ke Solok lalu Solok ke Muaro Kalaban dan ruas Padang ke Emmahaven (Teluk Bayur) semuanya selesai pada tahun 1892. Sekmen paling penting dari jalur ini adalah dari Muaro Kalaban ke Sawahlunto yang selesai dibangun pada 1 Februari 1894. Keseluruhan pembangunan ini dilakukan oleh SS dengan dana pemerintah kolonial. SS di Sumatra Barat kemudian berubah menjadi SSS (Staatsspoorwegen ter Sumatra’s Westkust) atau Kereta Api Negara di Pantai Barat Sumatera.

Tidak terlepas dari pembangunan jalur emas hitam di pantai barat Sumatra terdapat beberapa lokomotif pertama yang bertugas sebagai sarana pendukung konstruksi jalur ini. Tercatat berdasarkan sumber searail malayan railways ada 12 unit lokomotif uap yang didatangkan sebagai sarana perintis. Ke 12 unit lokomotif uap tersebut dibeli oleh SS selaku operator dari pabrik Esslingen Jerman. Sebanyak 6 unit pertama didatangan tahun 1888 (SSS 1-6), kemudian 4 unit ditahun 1889 ( 9-12) dan sisanya 2 unit ditahun 1890 (7-8). Disini ada indikasi penomoran lokomotif yang tidak urut.
Menurut searail malayan railways tidak urutnya nomor lokomotif ini mungkin No 7 & 8 dikembalikan untuk diperbaiki atau dibangun kembali oleh Esslingen kemudian kembali dengan nomor urut asli tetapi dengan tahun berdinas yang baru dan juga diberi nomor dinas yang baru. Mungkin juga lokomotif sebelumya (7&8) hilang di laut selama pengiriman sehingga penggantinya dikirim ditahun 1890. Kita mungkin tidak akan pernah menemukan kebenaran yang sesungguhnya dikarenakan masih belum tersedia literasi yang jelas soal ini.

Tipe Lokomotif Uap Pertama di Sumatera Barat (SSS 8) Seri SSS 1. Esslingen 2-4-0T 1890.
Foto ini diambil tahun 1892. lokasi: Padang – Sumatera Barat.


Sebagai lokomotif awal untuk pembangunan jalur SSS di daerah yang masih landai, lokomotif ini belum dilengkapi dengan gigi khusus untuk lintas pegunungan. Beda halnya dengan beberapa lokomotif lain seperti seri SSS 27-45 yang sudah dilengkapi dengan sistem gigi “riggenbach” untuk melewati jalur bergigi.

Sebagai lokomotif generasi awal yang bertugas untuk pembangunan jalur dapat dipastikan lokomotif-lokomotif ini memiliki berat andensi yang relatif ringan. Ditopang dengan susunan roda 2-4-0T dengan diameter roda penggerak sebesar 983 mm dan juga ukuran silinder uap yang tergolong kecil. Menurut sumber Esslingen ukuranya hanya 300 x 450mm. Seri SSS 1 ini masih mengandalkan uap basah sebagai sumber penggerak dan bahan bakarnya mengandalkan batu bara.

Sangat disayangkan, jauh sebelum Indonesia merdeka seluruh spesies lokomotif uap SSS No 1 sampai 12 dibesituakan oleh SSS. Diduga kondisi lokomotifnya sudah kurang baik dan dinilai kurang kuat untuk membawa angkutan batubara. Peranya kemudian digantikan dengan lokomotif yang lebih baru buatan Esslingen yaitu SSS tipe 15 (Penomoran Jepang / DKA tipe C33).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *