Dalam tulisan saya sebelumnya yang mengulas sebuah kereta yang membawa orang eropa di jalur kereta api NISM Ngabean-Sewugalur, saat ini saya akan menulis sebuah jadwal kereta api antara Ngabean-Pundong yang dirangkum pada tahun 1931.
Jalur cabang yang yang membelah kota Yogyakarta ini cukup strategis untuk angkutan penumpang dan barang, terutama angkutan komoditas gula dan hasil pertanian lain. Angkutan gula yang berasal dari kawasan seputar Yogyakarta bagian timur dan selatan seperti: Sf Kedaton Plered, Sf Barongan, dan Sf Pundong yang dilewati jaringan rel ini. Untuk angkutan penumpang juga bisa dibilang cukup ramai dikarenakan melewati pemukiman penduduk seperti area Timuran, Sidikan dan Kota Gede. Kebetulan dulu Alm kakek saya menempati rumah di area Timuran / Pujokusuman dan menjadi saksi hidup dari jalur ini.
Kereta api yang melewati lintas ini sebagai bentuk transportasi masal yang murah, dikarenakan hanya melayani angkutan penumpang kelas 3 / angkutan pasar, Meskipun dalam perjalanan tertentu tersedia kelas 2 untuk orang-orang eropa maupun asia timur. Jadwal perjalanan kereta api pada rute ini cukup ramai. Setiap hari terdapat 5x perjalanan pulang pergi antara stasiun Ngabean hingga Pundong Bantul. Perjalanan yang terjadwal ini belum termasuk angkutan khusus barang pada musim-musim tertentu.
Kereta api paling pagi yang berangkat dari Ngabean adalah KA No 330. Berangkat pukul 05.55, berhenti di semua halte dan stasiun kecuali halte Sidikan, Bintaran dan Jetis. Tiba di stasiun Pundong pada 07.19 pagi. Perjalan ini memakan waktu kurang lebih 2 jam 5 menit dengan total 11 pemberhentian.Sedangkan kereta api paling pagi dari Pundong adalah KA No 331 berangkat pukul 05.00 pagi berhenti di semua halte dan stasiun kecuali halte Sidikan. Tiba di stasiun ngabean 06.32 pagi dan dapat melanjutkan perjalanan ke stasiun Jogjakarta Toegoe (Stasiun Tugu).
Perjalanan lain dari Ngabean tersedia pada jam-jam: 8.03, 11.05, 13.16 dan 16.41.Sedangkan dari Pundong tersedia pada jam-jam: 07.51, 10.50, 12.55, dan 16.21.
Pada awalnya stasiun terminus atau stasiun pemberhentian terakhir berada di Pasar Gede (Utara Kota Gede Yogyakarta)yang diresmikan 15 Desember 1917. Pada perkembangan selanjutnya ketika NISM sudah mendapat suntikan modal lebih untuk membangun sekmen ke dua dari jalur ini belanjut hingga desa Pundong (Bantul) yang diresmikan 15 Januari 1919.
Foto: Lokomotif NIS 157 buatan Werkspoor Amsterdam, berdinas kereta api tujuan Pundong sedang berhenti di halte Timuran pada 13 November 1921 bersamaan dengan acara grebeg maulid. Sumber: SPOREN VAN SMARAGD.