Restorasi kereta Praalwagen PB X – Bagian 1

Leave Comment

 

UpHari Kamis 8 Oktober 1998. Balai Yasa Jogjakarta punya hajatan. Waktu itu kepala Balai Yasa adalah bapak Y. Satmoko. H yang menyambut langsung para Abdi Dalem Kraton Kasunanan Surakarta. Bukan tanpa alasan, para Abdi Dalem ini sedang dalam misi khusus untuk menjemput “Pusaka” peninggalan Sri Susuhunan Pakubuwono X.
.
Sudah saya bahas dalam artikel sebelumnya, PB X memiliki kereta khusus yang dipergunakan apabila beliau mangkat / wafat. Kereta Jenazah atau Praalwagen ini sempat berdiam diri lama di balai yasa setelah dipergunakan 1x ketika beliau PB X mangkat pada 1939. Selamat pada era penjajahan Jepang dan era perang kemerdekaan yang banyak menghancurkan peninggalan kereta api era kolonial Belanda. Kemudian hari kereta ini sempat di restorasi ringan seperti merubah posisi keping roda agar sesuai dengan lebar rel 1067mm. (aslinya kereta ini memiliki ukuran lebar roda untuk rel 1435mm) untuk kepentingan ulang tahun PNKA ke 25 di Jakarta. Setelah acara itu kereta ini kembali berdiam diri didalam balai yasa.
.
Kalo tidak salah baca, pada awal-awal pembetukan museum TMII kereta ini merupakan salah satu kandidat yang masuk barang koleksi, perintah dari 1st lady waktu itu ibu Tien Soeharto untuk merestorasi kereta ini secara total termasuk bagian interior. Dana bantuanpun turun dari pemerintah pusat, tak disangka pihak keraton solo kemudian mendengar berita ini dan menjadi sebuah “sengketa” antara pemerintah pusat dengan kraton kasunanan solo. Merasa kereta ini merupakan hak dan pusakanya, kasunanan ngeyel untuk menarik kereta ini kedalam koleksinya. Sempat menjadi sebuah polemik akhirnya pemerintah pusat mengalah. Kereta ini akhirnya diberikan ke kraton solo dengan biaya restorasi yang ditanggung pemerintah pusat.
.
Proses restorasi yang tidak biasa. Cerita ini saya dapatkan dari kepala proyek restorasi pak Jumadi. Kebetulan beliau adalah kepala golongan logam yang dipasrahi untuk mempercantik kereta yang telah lama tertidur. Serangakaian selametan, ingkung ayam dan porsesi harus dilewati. Bukan tanpa alasan, kereta ini memiliki penunggu-penunggu yang memang tidak akan pergi atau dipindah secara mudah. Setelah prosesi-prosesi selametan itu di lewati barulah kereta ini masuk kedalam loss khusus untuk dilakukan proses restorasi total. Beberapa kaca pecah dan di ganti dengan kaca cadangan, tidak disangka gudang balai yasa masih menyimpan kaca cadangan untuk kereta ini!
Posisi los steril dari orang-orang yang bukan team restorasi, sekitar kereta juga ditutupi kain putih selama proses ini. Pemasangan selang rem, part pendukung termasuk bagian interior beliau kerjakan tanpa foto atau refrensi sama sekali! Foto dari kraton solo baru tersedia ketika proses restorasi sudah 70% dan ternyata sudah mirip. Korden dan vintrage diganti baru namun sesuai aslinya. Proses restorasi sendiri memakan waktu beberapa bulan sampai kereta ini siap untuk kembali pulang.
.
Bersambung.
Bagian ke dua.

Foto dokumentasi: bapak Jumadi, Koleksi Yoga Cokro.
Tulisan: Yoga Cokro, Sumber refrensi: bapak Jumadi & Majalah Spoor en Tramwagen. 1939.

One thought on “Restorasi kereta Praalwagen PB X – Bagian 1

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *